Manusia
dan Harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan
supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud.
Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum waktu-nya.
Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan terpampang
dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana, harapan
merupakan cip-taan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita raih. Jadi
hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada
hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja
tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat
sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya,
harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk
meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan kita
kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan jalam
keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk siap
menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup tanpa
optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap
pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam
tentang manusia dan harapan
Definisi
harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan
supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud.
Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan
dianggap benar dan jujur oleh setiap
manusia dan harapan agar dapat dicapai
,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan
kepada TUHAN.
Contoh;
Budi seorang mahasiswa universitas terbuka,ia
belajar dengan rajin dengan harapan agar nantinya sewaktu ujian semester ia
memperoleh nilai A.
Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2
dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan
kebutuhan manusia tersebut , abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia
menjadi 5 macam atau disebut juga 5 harapan manusia, yaitu;
1.harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2.harapan untuk memperoleh keamanan
3.hak untuk mencintai dan dicintai
4.harapan diterima lingkungan
5.harapan memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam mencukupi kebutuhan kodrat maupun kebutuhan,
manusia membutuhkan orang laen
http://riohode.blogspot.com/2010/05/manusia-dan-harapan.html
Opini
Dalam hidup di dunia, manusia didadapkan pada
persoalan yang beragam baik itu masalah positif maupun negative. Untuk
menghadapi persoalan hidup tersebut manusia perlu belajar dari manusia lainnya
baik formal maupun informal agar memiliki kehidupan yang sejahtera menurut
Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal dari generation spontanea, yang
berarti kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya
ingin memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada yang sebaliknya. Terkait
dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin bahwa
mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan hidup
abadi di alam akhirat.
Dengan pengetahuan serta pengertian agama tentang
adanya kehidupan abadi di akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan
menjalankan perintah Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri dari larangan
yang diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk
yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara
dikalahkannya demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu bagaimana
beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga
yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir manusia.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua
orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan
perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut:
a. harapan apa yang baik
b. bagaimana mencapai harapan itu
c. bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya
di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia
untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat
menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari
esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak
selamanya menjadi kenyataan.
0 comments:
Post a Comment